Potensi Geotermal Indonesia dan Peran Masyarakat Mewujudkan Energi Terbarukan
Kamis, 9 Januari 2025 10:17 WIB
Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di Dunia, tapi ada tantangan besar yang menghambat pemanfaatannya.
Oleh Ryan Rizki pada [email protected]
Energi geotermal adalah energi yang memanfaatkan panas yang terkandung di dalam kerak bumi untuk menghasilkan listrik. Energi ini dianggap lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon yang tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
Indonesia sebagai negara yang terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik dikenal memiliki cadangan energi geotermal terbesar di dunia. Bumi Nusantara menyimpan lebih dari 40% cadangan geotermal di dunia atau sekitar 23.965,5 MW. Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peluang besar dalam pengembangan energi terbarukan.
Meskipun memiliki potensi yang besar, banyak proyek lapangan geotermal yang terhambat oleh penolakan dari masyarakat setempat.
Mengapa Pemanfaatan Geotermal Penting?
Pergeseran dunia menuju energi terbarukan semakin mendesak. Sebagai negara yang masih bergantung pada energi fosil, Indonesia dihadapkan pada tantangan dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai sasaran energi terbarukan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Target pemerintah Indonesia adalah menghasilkan 23% energi terbarukan pada 2025, dan 31% pada 2050. Pembangkit listrik geotermal menjadi salah satu prioritas utama dalam rencana ini karena selain sumbernya yang melimpah, energi geotermal juga memberikan kontribusi besar dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Penyebab Penolakan Masyarakat terhadap Proyek Geotermal
Meski banyak manfaat yang dapat diperoleh dari energi geotermal, sejumlah proyek geotermal justru menemui hambatan berupa penolakan dari masyarakat sekitar. Penolakan tersebut didorong oleh beberapa faktor.
Salah satu faktor utama penolakan adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh dari geotermal serta potensi risiko yang sebenarnya bisa dikelola dengan baik. Tanpa informasi yang jelas, masyarakat merasa terancam oleh perubahan yang akan terjadi di lingkungan mereka.
Di sisi lain, meskipun geotermal dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber energi lainnya, masih ada kekhawatiran mengenai potensi pencemaran air, kerusakan lahan, dan dampak terhadap ekosistem sekitar. Beberapa proyek geotermal di Indonesia pernah mengalami kebocoran gas beracun di beberapa lokasi yang belum dikelola dengan baik. Meskipun demikian, risiko terhadap lingkungan ini sebenarnya dapat diminimalisir dengan penggunaan teknologi yang tepat dan pengawasan ketat dari semua pihak yang terlibat, sehingga dampak negatif dapat dihindari.
Selain masalah lingkungan terdapat juga tantangan terkait dengan lokasi proyek geotermal yang terletak di kawasan adat. Hal ini sering menimbulkan konflik terkait dengan hak pengelolaan lahan dan tradisi masyarakat. Masyarakat merasa bahwa proyek tersebut mengancam hak mereka atas tanah dan sumber daya alam yang telah lama mereka kelola. Masyarakat adat di Bali, misalnya, menuntut agar proyek geotermal tidak merusak kawasan yang mereka anggap suci.
Solusi untuk Mengatasi Penolakan Masyarakat
Beberapa pendekatan perlu dilakukan untuk memastikan pengembangan geotermal dapat berjalan dengan lancar dan diterima oleh masyarakat. Salah satu pendekatan tersebut adalah sosialisasi mengenai manfaat energi geotermal. Pemerintah dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk mengedukasi masyarakat bahwa geotermal sebenarnya tidak berbahaya jika dikelola dengan baik. Sosialisasi berbasis komunitas dengan melibatkan ahli geologi dan pihak yang berkompeten akan membantu masyarakat memahami dengan lebih baik bahwa geotermal adalah sumber energi yang aman serta memiliki dampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dan perubahan iklim.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait proyek geotermal sangat penting. Dengan adanya dialog terbuka antara lembaga terkait dan masyarakat maka informasi mengenai proyek geotermal dapat disampaikan dengan jelas dan kekhawatiran masyarakat dapat didengar serta dipertimbangkan. Hal ini akan membangun rasa percaya masyarakat dan memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar memperhatikan kepentingan semua pihak. Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan bersama-sama akan mengurangi potensi ketidakadilan terutama ketika masyarakat merasa tidak diberdayakan atau tidak dilibatkan dalam proses tersebut.
Selain itu, risiko terhadap lingkungan akibat berjalannya proyek geotermal dapat diminimalkan dengan pengelolaan lapangan geotermal yang tepat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan perlu memastikan bahwa setiap proyek geotermal dilaksanakan dengan memperhatikan ekosistem sekitar. Setiap proyek geotermal harus dilakukan penilaian dampak lingkungan termasuk penilaian terhadap potensi dampak yang dapat ditimbulkan selama fase pembangunan infrastruktur, produksi geotermal, serta aktivitas operasional lainnya. Penilaian dampak lingkungan bertujuan untuk memastikan bahwa operasional proyek tidak merusak lingkungan sekitar. Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang ketat dan memastikan adanya pengawasan guna mencegah kerusakan lingkungan yang tidak diinginkan.
Potensi energi geotermal di Indonesia sangat besar dan memiliki peran krusial dalam mendukung transisi menuju energi terbarukan. Keberhasilan pemanfaatan energi ini sangat bergantung pada dukungan dan partisipasi aktif masyarakat. Edukasi dan sosialisai yang tepat mengenai manfaat geotermal perlu dilakukan agar masyarakat memahami potensi positif dari geotermal. Dengan adanya dukungan masyarakat, Indonesia tidak hanya dapat memaksimalkan potensi geotermalnya tetapi juga mempercepat pencapaian tujuan energi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Potensi Geotermal Indonesia dan Peran Masyarakat Mewujudkan Energi Terbarukan
Kamis, 9 Januari 2025 10:17 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler